Jumat, 22 Maret 2013

Hak dan Kewajiban Manusia

          Manusia hidup di dunia tentu saja memiliki kewajiban dan hak. Setiap perilaku yang dijalankannya pasti akan ada pertanggung jawabannya nanti. Karena segala sesuatu yang sudah dilakukan sebelumnya akan berdampak pada sesuatu yang akan datang. Kesadaran akan sebuah tanggung jawab adalah hal yang sangat penting. Tanggung jawab muncul karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan lingkungannya.
          Dapat kita ambil contoh yaitu sikap dan tindakan kita sebagai manusia yang bertanggung jawab kepada kedua orang tua.  Tindakan yang dapat dilakukan untuk bertanggung jawab kepada kedua orang tua misalnya dengan cara berbakti kepada mereka, selalu menjaga nama baik keluarga dan selalu berusaha untuk membuat mereka bangga, jangan melakukan hal sebaliknya karena kita akan merasa bahagia saat melihat kedua orang tua kita tersenyum kepada kita. Orang tua kita pun juga akan merasa bangga dan bahagia karena apa yang mereka lakukan selama ini, bekerja siang dan malam, membanting tulang serta menyekolahkan kita sampai kita menjadi orang yang sukses tidak sia-sia. Oleh karena itu sebagai seorang anak, hal yang dapat  dilakukan adalah berbakti kepada kedua orang tua dan membahagiakan mereka.
          Kebebasan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Oleh kita, terkadang kebebasan dimaknai sebagai prilaku seenaknya. Lahirlah semangat kebebasan nilai dan individualisme dalam diri kita. Padahal, kebebasan melahirkan tanggungjawab yang mengandaikan adanya hak dan kewajiban manusia itu sendiri. Selama ini Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi isu dan ideologi global yang dituntut, mengapa kita bersama tidak mempertanyakan kewajiban manusia. Pertanyaan itu diajukan, karena persoalan kewajiban manusia adalah hal yang harus di sadari oleh manusia itu sendiri. Manusia diberikan kebebasan menentukan pilihan hidup untuk kembali kepada eksistensi yang alamiah (pra-manusiawi), atau mengembangkan diri hingga mencapai eksistensi dirinya yang lebih manusiawi. Pilihan pertama berarti memperturutkan hawa nafsunya, sementara pilihan kedua berarti mengikuti hati nurani. Bagi agamawan, agama diturunkan untuk membimbing manusia agar sesuai dengan fitrah-Nya sebagai makhluk primordial yang sakral.
      Manusia dalam mengembangkan potensi nalar, nurani dan keimanannya menjadikan dirinya menjadi manusia seutuhnya (insan kamil). Karena itu, apabila sebagai manusia kita hanya memperturutkan nafsu ekonomi semata, lantas apa bedanya manusia dengan binatang.
             Manusia sebagai makhluk yang rasional memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan untuk beragama, pindah agama ataupun tidak beragama. Hak ekonomi meliputi didalamnya adalah hak bagi setiap manusia untuk mendapatkan akses ekonomi dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Hak hukum meliputi hak untuk sama dan setara dihadapan hukum. Hak sosial diantaranya adalah merupakan hak bagi setiap individu untuk memperoleh jaminan sosial sehingga dapat hidup dengan layak. Setiap pelanggaran yang dilakukan atas hak tersebut akan melahirkan konsekuensi untuk mempertanggungjawabkannya secara hukum bagi setiap pelanggar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar