Manusia
hidup di dunia tentu saja memiliki kewajiban dan hak. Setiap perilaku yang
dijalankannya pasti akan ada pertanggung jawabannya nanti. Karena segala
sesuatu yang sudah dilakukan sebelumnya akan berdampak pada sesuatu yang akan
datang. Kesadaran akan sebuah tanggung jawab adalah hal yang sangat penting.
Tanggung jawab muncul karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan
lingkungannya.
Dapat
kita ambil contoh yaitu sikap dan tindakan kita sebagai manusia yang
bertanggung jawab kepada kedua orang tua. Tindakan yang dapat dilakukan
untuk bertanggung jawab kepada kedua orang tua misalnya dengan cara berbakti
kepada mereka, selalu menjaga nama baik keluarga dan selalu berusaha untuk
membuat mereka bangga, jangan melakukan hal sebaliknya karena kita akan merasa
bahagia saat melihat kedua orang tua kita tersenyum kepada kita. Orang tua kita
pun juga akan merasa bangga dan bahagia karena apa yang mereka lakukan selama
ini, bekerja siang dan malam, membanting tulang serta menyekolahkan kita sampai
kita menjadi orang yang sukses tidak sia-sia. Oleh karena itu sebagai seorang
anak, hal yang dapat dilakukan adalah berbakti kepada kedua orang tua dan
membahagiakan mereka.
Kebebasan
merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Oleh kita, terkadang
kebebasan dimaknai sebagai prilaku seenaknya. Lahirlah semangat kebebasan nilai
dan individualisme dalam diri kita. Padahal, kebebasan melahirkan tanggungjawab
yang mengandaikan adanya hak dan kewajiban manusia itu sendiri. Selama ini Hak
Asasi Manusia (HAM) menjadi isu dan ideologi global yang dituntut, mengapa kita
bersama tidak mempertanyakan kewajiban manusia. Pertanyaan itu diajukan, karena
persoalan kewajiban manusia adalah hal yang harus di sadari oleh manusia itu
sendiri. Manusia
diberikan kebebasan menentukan pilihan hidup untuk kembali kepada eksistensi
yang alamiah (pra-manusiawi), atau mengembangkan diri hingga mencapai eksistensi
dirinya yang lebih manusiawi. Pilihan pertama berarti memperturutkan hawa
nafsunya, sementara pilihan kedua berarti mengikuti hati nurani. Bagi agamawan,
agama diturunkan untuk membimbing manusia agar sesuai dengan fitrah-Nya sebagai
makhluk primordial yang sakral.
Manusia dalam mengembangkan potensi nalar, nurani dan keimanannya menjadikan dirinya menjadi manusia seutuhnya (insan kamil). Karena itu, apabila sebagai manusia kita hanya memperturutkan nafsu ekonomi semata, lantas apa bedanya manusia dengan binatang.
Manusia dalam mengembangkan potensi nalar, nurani dan keimanannya menjadikan dirinya menjadi manusia seutuhnya (insan kamil). Karena itu, apabila sebagai manusia kita hanya memperturutkan nafsu ekonomi semata, lantas apa bedanya manusia dengan binatang.
Manusia
sebagai makhluk yang rasional memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan untuk
beragama, pindah agama ataupun tidak beragama. Hak ekonomi meliputi didalamnya
adalah hak bagi setiap manusia untuk mendapatkan akses ekonomi dan kesejahteraan
dalam kehidupannya. Hak hukum meliputi hak untuk sama dan setara dihadapan
hukum. Hak sosial diantaranya adalah merupakan hak bagi setiap individu untuk
memperoleh jaminan sosial sehingga dapat hidup dengan layak. Setiap pelanggaran
yang dilakukan atas hak tersebut akan melahirkan konsekuensi untuk
mempertanggungjawabkannya secara hukum bagi setiap pelanggar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar